Belum ke Jakarta kalau belum ke Monas
Monas tidak hanya menyuguhkan wawasan sejarah Indonesia yang bisa kita lihat di Museum Perjuangan Nasional pada bagian bawah Monas tapi juga menampilkan keindahan kota Jakarta yang bisa kita nikmati di Pelataran Puncak Monas. Atau, kita juga bisa menghilangkan rasa jenuh dengan berada di Taman Monas. Taman Monas merupakan hutan kota yang dirancang cukup indah yang dilengkapi dengan beberapa lapangan futsal, lapangan basket, dan kolam air mancur menari (sangat menarik untuk dilihat pada malam hari).
Bagi kalian yang ingin berwisata ke Monas, untuk tiket masuknya relatif murah kok apalagi jika kalian menunjukan kartu mahasiswa/pelajar, makin murah dech!
Spaghetti Bolognese
Kalau biasanya aku bikin spaghetti dengan saus yang sudah jadi, tapi kali ini sausnya bikin sendiri. Hemm..ternyata hasilnya enak loh...,selamat mencoba ya
- Spaghetti
- 200 gram daging cincang atau bisa diganti cornet kemasan
- ½ bawang bombay, potong kecil
- 2 siung bawang putih, potong kecil
- 100 gr saus tomat/sambal
- 2 buah tomat, buang bijinya lalu potong dadu
- Merica bubuk (secukupnya)
- Keju Parut (untuk taburan)
Cara Membuat:
- Rebus spaghetti dalam air mendidih yang sudah ditambahin 1sdt minyak zaitun/goreng dan garam (kira-kira 10-15 menit) kemudian tiriskan.
- Panaskan mentega secukupnya. Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum
- Masukan daging cincang, kemudian tambahan sedikit air.
- Tambahkan merica bubuk, tomat, saus dan garam (secukupnya). Masak hingga mengental.
- Saus Spaghetti siap untuk dihidangkan.
Penyajian : Tata Spaghetti diatas piring, siram dengan saus bolognese diatasnya kemudian taburi dengan keju parut. Spaghetti siap untuk disantap...
Salad Solo
Kalau ada yang sudah baca postingan kuliner Solo yang dulu, pasti dah tau kalau ‘Salad Solo’ adalah bagian dari nikmatnya kuliner Solo. Nahh...ini ku share resepnya jika ingin mencoba membikin dan merasakan yang namanya Salad Solo. Sedikit agak ribet sich dalam membuatnya tapi semoga berhasilll ajjj dech....
Untuk sayur:
• Wortel direbus
• Buncis direbus
• Kentang direbus.digoreng
• Daun salad
• Ketimun
• Telur bacem
Untuk mayones jawa:
Bahan:
• 1 buah telur
• 50 gram margarin
• Cuka
• Gula secukupnya
Cara membuatnya:
Cairkan margarin kemudian tambahkan telur dan cuka, aduk telur biar tidak gosong dan saran saya bikinlah diatas air mendidih(seperti melelehkan coklat). Terakhir tambahkan gula.
Untuk Saus:
• 100 gram bawang merah (haluskan/potong dadu)
• 50 gram margarine
• 1 biji pala (haluskan)
• 100 gram tomat (haluskan/blender)
• 5 sdm kecap manis
• 2sdm gula merah
• Kaldu (kaldu block+kaldu dari daging ayam/sapi)
Cara membuat:
1. Panaskan margarin
2. Masukan bawang merah dan tumis hingga harum
3. Masukan pala,tomat dan masak hingga mendidih
4. Kemudian tambahkan kaldu,kecap manis dan gula
5. Masak hingga mendidih
Cara menyajikan:
Risol Isi Ayam Mayones & Saus
Pengalaman memang guru yang terbaik, dan memberikan kenangan yang wow...awesome dech pokoknya. Sebenarnya resep ini gak begitu beda dengan resep bikin risol/risoles lainnya, namun dibalik risol ini ada sebuah pengalaman yang begitu berkesan ketika aku menjalani tugas matkul wirausaha. Bersama ‘team one’ kami memilih untuk praktek wirausaha bukan riset ketempat usaha. Segala rasa ada disini, dari sebel karena gagal dalam percobaan awal membuatnya, sampai tak tau harus bagaimana bersikap atau lebih tepatnya terserang rasa malu ketika berdagang risol.
Kalau diceritain lebih detail kayaknya akan memakan banyak tempat, cerita tadi hanya sekedar sekilas info saja. Mari kita langsung ke resep bikin risol/risoles.
Untuk kulitnya:
• 250 gram tepung terigu
• 75 gram susu bubuk
• 3 sendok makan mentega dicairkan
• 2 butir telur dikocok
• 750 ml air
• Penyedap
Untuk isinya:
• Daging ayam, rebus dan suwir-suwir kecil
• Mayones
• Saus tomat/sambal
Pelengkap:
• Putih telur
• Tepung roti
Cara membuat:
1. Campur tepung terigu, susu bubuk, penyedap dan telur. Kocok dan aduk-aduk sambil tuangi air sedikit demi sedikit hingga tercampur rata dan menjadi adonan yang lembut.
2. Tambahkan margarin cair, aduk rata.
3. Diamkan adonan selama 15 menit
4. Panaskan wajan dadar anti lengket. Olesi dengan sedikit minyak
5. Tuang adonan dengan menggunakan sendok sayur tipis-tipis.
6. Tunggu sampai matang, kemudian angkat.
7. Ulangi terus sampai semua adonan habis.
8. Setelah selesai membuat kulit risol, selanjutnya kita isi secara bersusun mulai dari daging ayam,mayones dan saus. Kemudian lipat kulit berbentuk segitiga atau persegi panjang. Isi semua kulit risol.
9. Sebelum digoreng, gulingkan ke dalam putih telur lalu gulingkan lagi ke tepung roti. Goreng sampai kecoklatan.
10. Risol siap di santappp!
Silakan mencoba....!!!
Kerudungku .....
Aku mengira ini sudah lama, tapi ternyata ketika menilik ke catatan baru lima tahun aku mengenakan jilbab. Masih terekam jelas diingatanku bagaimana aku mendapatkan penolakan dari keluarga dan cibiran buruk lingkungan diawal aku memutuskan untuk memakai jilbab. Wajar bagi keluargaku untuk menolak keputusan putri kecil satu-satunya, ketakutan akan perubahan yang signifikan terhadap keluarga adalah salah satu alasan mereka. Bagaimana mereka melihat perubahan orang-orang disekeliling terhadap keluarga ketika telah memutuskan memakai jilbab, atau lebih tepatnya sikap fanatik yang berlebihan. Terlebih lagi keluarga besarku bukan mayoritas muslim namun disitulah tercipta toleransi di keluarga besarku. Dengan keyakinan yang kuat dari diriku akhirnya mereka mengizinkanku memakai jilbab, meski aku tahu dalam hati mereka masih merasa berat menerimanya.
“ahh...pakai jilbab belum tentu kelakuannya baik” cibiran yang banyak dilontarkan masyarakat untuk kaum wanita yang berjilbab dan itu juga dilontarkan padaku ketika masa awal-awal aku memakai jilbab. Waktu itu aku bilang pada diriku sendiri “aku akan buktikan memakai jilbab akan membuatku aman dari pandangan buruk mata-mata yang tak halal dan membuatku sempurna dimataNya,amin”.
Seiring berjalannya waktu, keluarga besarku begitu terbuka dengan mereka yang memakai jilbab. Terlebih lagi ketika saudara-saudaraku yang lainpun memutuskan untuk memakai jilbab seperti diriku. Dan jilbab ini telah begitu nyaman menemani langkah-langkahku untuk terus memperbaiki diri, karena tak dipungkiri meski aku telah memutuskan memakai jilbab, namun belum tentu juga aku lebih baik dari mereka yang tidak memakai jilbab. Terus berusaha menjadi yang terbaik dalam mendapatkan ridhoNya adalah yang lebih penting. Karena pakaian muslim yang sesungguhnya adalah aklaqul karimah dan pakaian dari seorang mukmin adalah takwa. Maka teruslah berlomba-lomba dalam kebaikan, agar kau bisa mendapatkan pakaian muslim dan pakaian mukmin itu. Dan jilbab ini terasa telah melekat dengan nyamannya pada diriku, maka ku goreskan sedikit tinta untuknya....
Mereka, terus saja bertanya
Kenapa???
Maka,
Ku katakan dengan lantangnya
Aku masih bisa untuk memilih
Dan inilah,
Yang terbaik yang aku pilih
Demi rasa aman yang ingin kuraih
Kerudungku,
Tanda bahwa aku perduli terhadap diriku
Agar aku bisa dihormati
Sebagai muslimah masa kini .....
Amin
Yang Terlewatkan disuatu Moment
Nonton film adalah salah satu hobi aku, bahkan ketika aku lagi ingin nonton aku bisa seharian berada di bioskop. Keluar studio satu, masuk studio dua kemudian bisa lanjut masuk ke studio tiga. Dan kali ini, aku mendapat kesempatan nonton gratis Negeri 5 Menara dari Kompas TV. Punya kesempatan bergaya jadi orang kaya sebentarlah meski gak punya duit, hahaha....Kenapa begitu? Karena nonton gratisnya di daerah senayan, sering sich lewat daerah situ namun belum punya kesempatan keluar masuk gedung-gedung tinggi di sekitaran komplek senayan. Dan hari ini aku punya kesempatan masuk ke PlazaFx dan naik ke lantai 7.
Awalnya, aku gak begitu berharap mendapatkan hadiah ini. Karena sebelumnya aku pernah ikut quis nulis essai di salah satu tabloid, dan berharap sekali mendapatkan hadiah itu namun ternyata harapan itu pupus, aku tidak mendapatkannya. Maka ketika aku mendapat konfirmasi dari Kompas TV, tak bisa terlukiskan kebahagiannya. Apalagi ketika paket voucher itu sampai di kontrakan, senyum lebar terus menghiasi hari dimana aku menerima paket itu.
Sebelumnya aku memang sudah menyelesaikan membaca dua dari trilogi buku karangan A.Fuadi ini. Dan memang buku ini benar-benar memberikan spirit yang luar biasa, apalagi terhadap usaha dalam meraih mimpi. Salut sama pengarangnya dech! Dan ternyata filmnya gak kalah seruuu dengan bukunya, karena dari pengalaman beberapa kali nonton film dari sebuah buku, filmnya terlalu melenceng dari isi buku, jadinya hanya menghancurkan imajinasi kita yang telah terbangun ketika membaca buku itu.
Sebuah kejutan yang lebih membahagiakan lagi, ternyata bang Fuadi dan beberapa pemain Negeri 5 Menara hadir pada hari ini. (tau gitu aku ambil tempat duduk di barisan agak bawah....biar bisa yang pertama dekat dengan mereka). Asyiknya lagi, kita para pemenang tiket nonton itu diberi kesempatan untuk berfoto bersama dengan para pemainnya. Namun ketika keluar dari studio, yang pertama kulakukan adalah mencari bang Fuadi untuk minta ttd-nya. Namun teramat sayang, setelah muter-muter di bioskop tapi gak menemukan bang Fuadinya. Ya...sudahlah, mungkin bang Fuadinya dah pergi. Passs buka tas, ternyata buku yang ku bawa yang niatnya ingin ku mintai ttd-nya bang Fuadi adalah buku ke duanya, yaitu Ranah 3 Warna. Kalau tadi bener-bener jadi minta ttd apa kata bang Fuadi ya??? *sambil tepok jidat* Lebih parahnya, kamera digitalku ketinggalan! *sambil tepok jidat kedua kalinya* Aku bakalan melewatkan moment bahagia ini untuk diabadikan, karena kamera C-pinkyku kurang begitu bagus didalam ruangan yang pencahayaannya kurang. Namun apa boleh buat, meski buram tetap harus diabadikan sebagai bukti otentik *sudah kayak sejarah ajjj*
Ini foto yang buram itu... dari kanan adalah pemeran Atang, Alif Fikri, aku, dan yang paling ujung adalah Randai. Namun demikian terima kasih Kompas TV untuk hadiahnya.
A Simple View Of The Family
Sudah hampir 7 tahun saya merantau, hidup jauh dari keluarga. Pada awal merantau, rutinitas harian saya tidak jauh dari pekerjaan dan rumah kontrakan. Namun seiring waktu, kehidupan sosial saya meluas dari hanya berteman dengan orang-orang satu kampung kini saya mulai berteman dengan orang-orang dari berbagai daerah yang juga sama-sama merantau. Mungkin bener kata Iman Syafi’i “...merantaulah,kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan...”, tentu saja dengan tidak melupakan kerabat dan kawan kita dimasa yang lalu. Tidak beda dengan saya, sahabat yang begitu banyak saya dapatkan di tanah rantau ini. Bukan lagi sekedar sahabat, mereka adalah keluarga baru saya. Dari merekalah saya mendapatkan segala ilmu yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah, ilmu tentang kehidupan.
Satu hal yang tidak bisa saya jelaskan dengan logika, sebuah cinta dan sayang yang lahir dari keluarga yang tidak punya hubungan darah dengan kita mengalir dengan tulusnya.
Salah satunya, anak perempuan berusia 4 tahun bernama “Indana Halwa Ignani”.
*keluarga bukan hanya terbatas dalam hubungan darah, tapi ketika kau sayang mereka dan mereka sayang padamu itupun adalah keluarga.*
Postingan ini saya dedikasikan untuk keluarga Bapak Feri Safari dan keluargaku di MHF.
Putri Noong
Meski sekarang kue-kue modern makin banyak tapi itu tidak menyingkirkan kue tradisional Indonesia dari lidah saya. Weekend kali ini, saya punya kesempatan untuk bikin kue “putri noong” bersama teman serumah. Dan ternyata bikinnya begitu mudah, kalian juga dapat membuatnya. Berikut saya share resepnya.
1. 1kg singkong parut
2. 200 gram gula
3. Pewarna makanan
4. 5 buah pisang nangka
5. 1 butir kelapa parut
6. Garam secukupnya
7. Daun pisang secukupnya
Cara membuat:
1. Kukus kelapa parut dan sedikit garam terlebih dahulu selama 20 menit, kemudian sisikan. (*kelapa parut untuk taburan)
2. Campur singkong parut dan gula sampai rata, kemudian tambahkan pewarna makanan. (*saya menggunakan pewarna merah dan hijau)
3. Ambil selembar daun pisang (*saran saya sebelum digunakan daun pisang di jemur terlebih dahulu), beri adonan singkong, pipihan. Kemudian letakan pisang nangka utuh dan tambahan adonan singkong lagi diatasnya. Bungkus dengan rapi.
4. Kukus selama 30 menit, tiriskan dan potong-potong.
5. Kue putri noong siap disajikan dengan taburan kepala parut.
Selamat mencoba!!!
Mencicipi Kuliner Dari Brebes
Setelah perjalanan panjang menaiki dan menuruni bukit dari Bekasi ke Brebes, tibalah kami di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, jam sudah menunjukan pukul 7 malam dan perut berdengung-dengung menandakan lapar yang teramat lapar. Beruntung tuan rumah dimana kami menginap telah menyedikan makan malam untuk menyambut kami. Sejenak saya terkejut dengan beberapa makanan yang dihidangkan untuk kami.
Nasi dengan berbagai macam lauk. Dari pete rebus, beralih ke lalapan daun reunde, tumis bunga bawang (karena Brebes terkenang dengan bawang merahnya, jadi daunnya dimanfaatkan untuk lauk), daging bebek, sayur paku/pakis, dan tak ketinggalan sambal terasi. Mungkin karena saya berasal dari Solo yang tidak terlalu sering makan dengan ditemani lalapan, saya mencoba lalapan daun reunde. Namun apa yang terjadi ketika saya mencoba lalapan itu? Saya tidak bisa menelan makanan, rasa lalapannya terlalu tajam, dan berujung rasa pahit di lihat. Mungkin ini karena sebuah kebiasaan, buktinya teman saya yang berasal dari daerah pasundan yang sudah familiar dengan lalapan merasa enak-enak saja dengan lalapan tersebut.
2. Papais
Saya rasa ini satu-satunya makanan yang cocok untuk lidah saya selama berada di Brebes, “papais”. Makanan yang terbuat dari tepung ketan ini, terasa manis dan legit ketika dinikmati. Saya tidak yakin khas makanan mana papais itu, karena ketika saya pernah berkunjung ke Ciamis saya juga pernah menemukannya disana. Mungkin teman-teman ada yang bisa bantu...!
3. Telur Asin
Mungkin dibeberapa daerah kita bisa menemukan telur asin, namun telur asin dari Brebes lebih terkenal dan lebih di akui enaknya. Terlebih lagi dengan adanya inovasi baru, “telur asin panggang”. Karena saya memiliki aleri terhadap telur, maka saya hanya berani mecicipinya sedikit (semoga tidak berpengaruh banyak). Saya akui, meski hanya mencobanya sedikit, rasanya tidak diragukan lagi. Enakkkk dan tidak amis dilidah.
Memang masih banyak kuliner dari Kota Berhias ini, namun saya hanya punya kesempatan untuk mencicipi beberapa kuliner diatas. Bagi temen-temen yang lebih banyak tahu, bisa menyarankan kuliner dari kota ini untuk saya cicipi ketika berkesempatan berada di Brebes lagi!
Si Kota Ke Desa
Bagi sebagian orang, sawah merupakan tempat yang biasa saja. Tapi, tidak berlaku untuk saya dan beberapa saudara yang lahir dan besar di kota. Sawah menjadi tempat yang istimewa untuk dikunjungi. Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Kecamatan ini berada diujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes. Dan untuk bisa sampai disana kita bagaikan Ninja Hatori, mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke laut. Memang butuh perjuang, tapi ketika sampai, waw.... kami dibuat kaget dengan pemandangan disana, sangat indah.
Kami juga bermain air, layaknya orang yang belum pernah melihat air. Rasanya seperti bukan kami, mencoba mainan anak desa. Ternyata asyiknya melebihin arum jeram di dunia fantasi, mau lihat keasyikan! Ada videonya nich....enjoy it
Mie Telur Saus Tomat
Bahan:
- 1 bungkus mie telur
- Sosis ayam/sapi
Bumbu:
- 4 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 4 cabe merah (sesuai selera, jika tidak suka pedas bisa dikurangi)
- 1 buah tomat
- 2-3 sdm minyak goreng
- Gula dan garam secukupnya
Cara membuat:
1. Masak mie telur sekitar 3 menit, kemudian tiriskan mie.
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, cabe, dan tomat dengan sedikit air.
3. Panaskan minyak goreng, lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan sekitar 5 menit atau sampai bumbu tercium harum.
4. Masukan sosis dan mie telur, aduk rata dan tunggu 2 menit supaya bumbu meresap dalam mie.
5. Mie telur saus tomat siap di santappp.
Cerita dari Angkutan Umum
Suatu hari saya harus datang ke Mal A karena ada janji dengan seorang sahabat, jujur saya memang jarang datang ke Mal ini. Dan kali ini saya berencana untuk naik angkutan umun, seorang teman memberi tahu pada saya untuk naik angkot B dengan biaya Rp. 3000 dan turun disamping Mal tersebut. Karena masih merasa ragu, sebelum naik angkot saya bertanya pada sopirnya “apakah lewat Mal A pak?”, “iya neng!” jawaban dari sopir angkot itu. Sekilas sopir angkot terlihat baik untuk saya, karena ketika sampai di mal tujuan dia memberi tahu saya (meskipun saya sudah tahu letak mal itu). Sebelumnya saya punya pengalaman tidak mengenakan berkaitan dengan ongkos yang kurang ketika naik angkot. Pernah ketika saya sudah turun dari angkot, sopir angkot memanggil-manggil saya karena katanya ongkosnya kurang. Kalau dia berkata dengan baik mungkin saya tidak akan menggerutu, tapi kenyataanya dia mengomel-omel dengan menyebut para penghuni kebun binatang. Karena tidak ingin hal tersebut terulang lagi, maka ketika turun saya memberikan uang 5ribuan. Dan saya mendapatkan kembalian Rp. 1000,00 (sempat terpikir oleh saya, wah teman...bohong nich! Untung g kasih pas).
Setelah urusan selesai, saya memutuskan untuk pulang naik angkot lagi. Namun kali ini ketika saya turun saya mendapatkan kembalian Rp. 2000,00 dari uang 5ribuan yang saya kasih (yang benar ongkosnya berapa nich?). Setelah beberapa kali naik angkot ke Mal tersebut, saya mendapatkan ongkosnya memang Rp. 3000,00 dari tempat saya.
Disini, saya bukan mempermasalahkan soal uang yang besarnya cuma Rp. 1000,00. Namun sebuah kejujuran yang makin mulai luntur di negeri ini, bahkan untuk hal-hal kecil seperti ini.
Sebuah pengalaman lain, ada seorang perempuan separuh baya yang sudah berada didalam angkot yang akan saya naiki. Kemudian ditengah perjalanan sang sopir berkata pada perempuan itu, “bu turun disini lalu naik angkot yang warna biru itu nanti sampai ke A”. Dan perempuan itu menurut untuk turun. Dalam hati, kok sopirnya jahat sich. Ibu itu pasti g tahu, kalau dari tempatnya naik ada angkot yang lansung bisa sampai ketempat tujuan tanpa harus naik dua kali seperti ini yang rutenya perjalanannya jadi jauh (saya tahu dari mana ibu itu naik, ketika dia turun dan menyebutkan waktu membayar ongkos).
Mungkin memang iya bahwa sopir angkot mengejar setoran, tapi apa iya harus membohongi orang seperti itu. Nahh saran saya, jika ada dari sahabat yang tersesat didaerah yang baru pertama dikunjungi atau tidak tahu bagaimana untuk sampai ketempat tujuan, saya sarankan untuk tidak bertanya pada sopir angkot atau tukang ojek. Lebih baik bertanya pada pedagang atau petugas keamanan.
NB: tulisan ini bukan berniat untuk menghakimi sopir angkot ataupun tukang ojek, ini saya tulis secara jujur tentang pengalaman saya yang suka jalan-jalan naik angkot.
Kuliner Solo
Ada yang sedang berada di kota solo atau sedang melintasi kota solo? Solo memiliki banyak makanan kuliner yang enak lohhh! Mungkin aku bisa membantu memberi sedikit referensi kuliner dari solo, kota kelahiran yang selalu aku rindukan.
1. Nasi Liwet.
2. Wedang Ronde
Wedang ronde hampir sama dech dengan wedang jahe, tapi yang membedakannya ada taburan kacang tanah yang di sangrai, irisan kolang kaling dan sejenis klepon tanpa kelapa parut.
3. Timlo
Timlo berisi potongan-potongan daging ayam, jerohan ayam seperti ati ampela, potongan-potongan sosis solo, telur ayam pindang, dengan kuah mirip dengan sop dan di atasnya ditaburi bawang goreng.
4. Tahu Kupat
Tahu Kupat merupakan makanan yang terdiri dari ketupat, toge/kecambah, tahu goreng, bakwan goreng yang dipotong-potong, mie kuning dan taburan kacang goreng. Semua bahan tersebut disajikan dengan bumbu kecap manis encer dengan rasa bawang yang pas.
5. Intip
Intip adalah makanan yang terbuat dari nasi putih yang dikeringkan kemudian digoreng, atau biasanya orang menyebutnya Kerak Nasi. Iintip goreng biasanya dilumuri dengan garam atau gula jawa dibagian atasnya.
6. Serabi
Kue dari santan ini banyak ditemui diseluruh penjuru kota solo, namun satu tempat yang aku paling suka adalah serabi Notosuman. Mungkin cukup itu referensi dari aku, tapi kuliner solo masih banyak lohh. Seperti Tengkleng, Gudeg Ceker, Salad Solo dan masih banyak lain yang perlu temen-temen cicipi.
Last Day With mr.awe
Masih teringat jelas hari dinama dia membuat hatiku terjangkit yang namanya sindrome awe. Tutur katanya yang mencerminkan kecerdasannya, gelak lakunya yang melukiskan karismatiknya, pandangannya yang menghujam detak jantungku. Dan bukan fisik kinclongnya yang membuat aku tak berkedip memandangnya karena memang dia masuk dalam katagori manusia yang pas, pas untuk ukuran tubuhnya, pas untuk paras putihnya. Satu yang mengusik hati, ketika dia membelokkan obrolan ke topik nglantur meskipun berniat sekedar untuk candaan tapi itu justru menjatuhkan karisma dia dimata orang lain.
Mimpi yang lebih emang terkadang datang padaku, namun secepat kilat aku menghapusnya karena aku sadari akan berujung tidak baik untuk hatiku yang kata orang banyak mengalami kerapuhan untuk masalah yang satu ini. Dia memang manusia yang berada diatas rata-rata manusia lain, dan diriku hanya penonton yang ada dibawah rata-rata itu. Sesungguhnya itu memang bukan masalah utamanya.
Namun terima kasih telah menjadi dari deretan pencetus mimpiku, sadar atau tidak sindrome yang menjangkitku memberikan energi positif untukku terus mengejar mimpi hingga bisa ku gapai mimpi itu dengan kedua tanganku.
Semoga sebuah langkah akan mempertemukan kita kembali!!!Amin