..........

RSS

Terbitkan Doa



Pagi pagi yang pucat
Matahari belum terlihat
Namun, rinduku telah mengikat
Pada dia belahan jiwa yang tepat

Siang siang yang terik
Matahari sudah melirik
Namun, rinduku tetap berderik
Pada dia yang punya senyum menarik

Sore sore yang cerah
Matahari mulai meneduh
Namun, rinduku tetap mengaduh
Pada dia yang bagaikan galuh

Malam malam yang terang
Matahari telah menghilang
Namun, rinduku secerah lintang
Yang terbirkan doa bagai genderang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yang Abadi



Lihatlah, ditengah perkembangan teknologi yang kian maju, buku masih menjadi raja di dunia perilmuan. Majalah yang mengecil, koran yang tersisihkan, tak lantas membuat buku ikut tersungkur, dia tetap jadi primadona.
Ibarat seorang guru, buku adalah guru yang selalu menjawab pertanyaan, guru yang tak pernah marah, guru yang menghantarkan kita ke suatu tempat tanpa harus sampai disana. 

Dalam postinganku yang terdahulu, aku katakan buku adalah pahlawan pribadiku. Banyak hal yang aku dapatkan dari lembar halamannya. Satu mimpikupun berawal dari buku, buku peta dunia. Semoga Allah ijabah mimpi itu ^_^

Buku itu abadi. Kenapa demikian? Akan kuceritakan sikap aroganku. Semasa sekolah, aku begitu sombong tak mau untuk membaca “Habis Gelap Terbitlah Terang”, jangankan untuk membaca, memindahkannya dari rak kaca di perpustakaan ke tanganku saja aku enggan melakukannya. Kala itu aku marah. Buku itu menjadi sasaran kemarahanku. Kenapa Kartini begitu dieluh-eluhkan? bahkan kelahirannya dijadikan peringatan. Padahal kalau mau melihat lebih dalam, masih ada Cut Nyak Dien, Cut Muthia dan beberapa pahlawan wanita lainnya yang lebih pantas mendapatkan kehormatan itu.
Bertahun-tahun aku hidup dalam kesombongan, kini aku tahu kenapa Kartini istimewa, karena dia menulis, dia menjadi abadi dalam bukunya. Sekarang, siapa yang bersedia meminjakan buku itu padaku, sukur-sukur sich ada yang mau menghibahkannya, karena aku penasaran dengan apa yang ditulis oleh Kartini.

Maka, jika kalian ingin mejadi abadi, menulislah. Sehari satu halaman, setahun sudah 365 halaman yang kita tulis. Itu sudah layak disebut buku. *Paham..., itu bukan hal mudah, aku sendiri juga masih belajar* Tapi, kita bisa memulainya dengan menulis kata-kata indah dari pengalaman-pengalaman kita dijalan, disekolah, dipasar, dimanapun, boleh bermediakan diary, facebook, twitter dan sosmed lainnya. Selamat menulis...
Oya, aku mau minta satu hal dari kalian. Tolong aamiin kan mimpiku untuk bisa memiliki perpustakaan. Terima kasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apalah Arti Sebuah Nama

Oke...kali ini aku ingin bercerita tentang namaku, Dian Wulansari. Dian artinya adalah penerangan, Wulan bermakna bulan dan Sari diambil dari Suro –bulan dalam kalender Jawa- atau Muharram –bulan dalam kalender Hijriah-. Kebanyakan orang Jawa masih menganggap bulan Suro itu keramat alias kelam, karena aku terlahir di bulan Suro maka aku diberi nama Dian Wulansari, Penerang Bulan Suro/Muharram. Mungkin maksud kedua orangtuaku agar aku bisa menjadi penerang bukan hanya pada bulan itu tapi juga penerang bagi agama, bangsa dan keluarga. Aamiin
Jika kebanyakan orang berpendapat anak yang lahir dibulan Suro, memiliki kesialan harus diruwat dan tetek bengeknya, aku masa bodoh aja. Aku bahagia, Allah tetapkan aku lahir di bulan Suro/Muharram karena Muharram adalah Syahrullah –Bulannya Allah-.

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalan penanggalan Hijriah. Bulan ini juga masuk kedalam 4 bulan haram, yakni Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. --Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh dan Sya'ban-- (HR Bukhori dan Muslim)

Kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahulla mengatakan “Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun menyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan”.

Lebih membahagiakan lagi, dalam Bulan Muharram terdapat puasa Assyura. “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR Muslim)
“Barangsiapa yang berpuasa Arafah, diampuni baginya (dosa) setahun yang lalu dan setahun berikutnya. Dan barangsiapa yang berpuasa Asyuro diampuni baginya (dosa) 1 tahun” (HR Thabrani)

Allah pun berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syiar allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram ...” (QS Al Maidah[95]:2)

Itu segelumit cerita tentang namaku. Bagiku ungkapan “Apalah arti sebuah nama?” sedikit kurang tepat ya. Aku yakin, setiap orangtua yang memberikan nama untuk putra-putrinya itu pasti bermaksud baik, ada doa dalam setiap penggalan  katanya, ada amanah yang teriring, ada harapan yang menemani. Jadi, apa arti nama kalian?

NB: Terima kasih ibu dan bapak untuk nama indahnya, lots of love to you.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gunung Pancar



Gunung Pancar, terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor dengan ketinggian 800 dpl dan memiliki kemiringan 15-40% ini cukup menantang bagiku yang baru pertama kali ikut pendakian. Jalan setapak yang terjal tak menyurutkan semangat untuk menyelesaikan pendakian. 

Baru satu jengkal, aroma hutan sudah mulai tercium. Tanah, pohon dan sejuknya udara penggunungan makin menambah semangat untuk segera sampai dipuncak. Pemandangan yang tak kalah indahpun menemani setiap jejak pendakian.

Gunung inipun memberi nasehat, ada beberapa makam yang bisa kita jumpai dalam pendakian, satu ditengah perjalanan dan satu lagi dipuncak gunung. Ya.kematian adalah nasehat yang paling bijak bagi kita yang masih hidup. Sentilan bagi kita khususnya bagiku, sudah seberapa bekal untuk menuju sana? Pasti, pastinya kita akan seperti itu. Membayangkannya membuat diri ini gemetar, mari terus berbenah diri agar neraca amalan kita terus bertambah.



Banyak pembelajaran yang aku dapat dari pendakian ini, sedikit akan aku jabarkan buat teman-teman
1.    Lebih utama pilih langkah kecil tapi istiqomah
Karena ini pengalaman yang pertama, pada awal-awal langkah karena begitu semangatnya, aku belum paham bahwa langkah yang lebar itu justru membuat kita terasa lelah dan menguras nafas.
Hal itu, aku samakan dengan ketika kita meraih mimpi, lebih bijak jika kita pilih langkah kecil tapi konsisten hingga mimpi itu terwujud. Memang sich, tidak menutup kemungkian langkah besarpun dapat membuat mimpi kita terwujud. Intinya, kenali setiap jengkal langkah kita dalam meraih mimpi. Karena setiap langkah yang kita tempuh, mampu mendekatkan atau bahkan menjauhkan kita dari tercapainya mimpi kita itu adalah diri kita sendiri. Seperti kata Henry David pergilah dengan keyakinan menuju cita-citamu jalanilah hidup yang kau bayangkan.


2.    Bahwa setiap perjalanan harus diselesaikan
Seindah apakah diatas, kita tak akan pernah tau jika kita masih dibawah atau justru menyerah ditengah jalan. Emmm.pemandangan dipuncak, subhanallah indah sekali kawan.




Em……..untuk sementara sampai disini dulu ya cerita pendakian ini. Lain waktu bisa ditambah ^_^
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HaTi




Rasulullah bersabda “dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika itu baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan jika itu buruk maka buruk pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah HATI”
Sejujurnya hanya diri kita sendiri yang tahu persis apakah hati kita baik atau buruk. Benarkah hati kita baik??? Jika baik, harusnya tak ada penyakit yang bergelayut. Tak memberi kesempatan pada rasa iri untuk meyapa, apalagi untuk memberi ruang pada kesombongan atas pujian-pujian orang.
Sore ini, aku hanya ingin berkata pada hatiku.
jika kau keras, maka jangan berhenti meminta untuk Dia lembutkan
Jika kau sakit, maka segeralah berobat kepadaNya
Dan jika kau kotor, maka mendekatlah agar Dia bersihkan
Karena, kaulah penentu dari baiknya tubuh ini wahai hatiku

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS