Kemarin aku melihat dua sahabat bertengkar
karena yang satu merasa teracuhkan hingga terluncur kalimat, “kamu bukan sahabat sejatiku”. Kalimat itu justru menamparku, “apakah aku sudah jadi sahabat sejati untuk
sahabat-sahabatku?” Semoga sudah ya…hehehe
Sahabat sejati itu yang bagaimana sich? Mari
kita mencontoh dari kisah Abu Bakar dan Rasulullah ketika bersembunyi di gua
Tsur dari kejaran kaum Quraisy. Kala itu, Abu Bakar dan Rasulullah sepakat
untuk bergantian berjaga. Tiba-tiba, seekor ular mendesis perlahan mendatangi
kaki Abu Bakar, karena takut membangunkan Rasul yang sedang tidur di
pangkuannya, Abu Bakar tak bergerak dan membiarkan ular itu menggigit kakinya. Bisa
ular menjalar begitu cepat, sekujur tubuhnya terasa panas. Karena menahan
sakit, tak sengaja air matanya terjatuh dan mengenai Rasul. Rasulpun terbangun,
“wahai hamba Allah, apakah kau menangis
karena menyesal telah ikut dalam perjalanan ini?”
“Tentu saja tidak,
aku ridho dan ikhlas mengikuti kemanapun kau pergi ya Rasulullah” potong Abu Bakar.
“Lalu, kenapa kau
menangis?” selidik Rasul ingin tahu.
“Seekor ular baru
saja menggigit kakiku, dan bisanya menjalar begitu cepat”
“Kenapa kau tak
menghindar?”
“Aku kwatir akan
membangunkanmu dari tidur yang lelap” jawab Abu Bakar
sendu yang menyesal karena airmatanya membuat Rasul terbangun.
Saat itu, air mata tak hanya tumpah di
wajah Abu Bakar, putra Abdullahpun menangis. Begitu indahnya ukhuwah mereka.
“Sungguh bahagia
aku memiliki seorang sahabat sepertimu. Sesungguhnya Allah sebaik-baiknya
pemberi balasan”. Tanpa menunggu
waktu, dengan penuh kasih sayang, ditariknya kaki Abu Bakar. Dengan mengagungkan
nama Allah pencipta semesta, Rasul mengusap bekas gigitan ular itu dengan
ludahnya. Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu tak lagi ada.
Indahnya persahabatan Rasul dan Abu Bakar.
Terima kasih Abu Bakar, sudah mencontohkan bagaimana menjadi sahabat sejati
untuk kita. Terus belajar, menjalin silahturahmi dan mencintai sahabat kita
karena Allah ya guys. Pakai rumus “to give” bukan “to get”. Tuntut diri kita, bukan menuntut apa
yang sudah sahabat kita lakukan untuk kita? Tapi, apa yang sudah kita lakukan
untuk sahabat kita? Salam Persahabatan.