Suatu
hari, saya ganti menjaga warung karena suami sedang sholat jumat.
Keadaan warung sedang sepi, sambil main sama anak, tiba-tiba ada motor
me-rem mendadak. Pas dilihat, ehh...tetangga depan rumah.
"Mama Cakra, ayam satu boleh lima ribu?"
Karena tidak enak hati, sayapun jawab "boleh dech, khusus buat Khanza--nama anaknya"
Ternyata
tidak cukup disitu, dia minta yang besar, minta tambahan kriuk dan
maunya pakai kardus--aturan warung kami, kardus dipakai untuk paket
nasi. Bagaimana ya, rasanya kok ini orang sudah dikasih hati minta
jantung.
Ketika saya cerita pada suami, tidak tahunya jawaban suami bikin bengong.
"Memang dia kalau beli begitu, mah."
Kejadian
itu membuat saya berpikir, mungkin memang sudah sifat dia yang hobi
menawar, tapi mbok ya sadar diri. Nawar sudah diterima, ehh...masih
minta tambahan. Jangan dech kita jadi pembeli yang nyebelin! Apalagi
dengan pedagang-pedagang kecil disekeliling kita. Kita tidak pernah tahu
dengan kerasnya usaha mereka. Mulai dengan ada yang bangun dini hari
ketika yang lain sedang lelap tidur, yang kepanasan dan kehujan, atau
gangguan lain dari sekitar. Tumbuhkan rasa simpati dan empati kita pada
para pedagang kecil. Ketika kita ke mal, dengan mudahnya mengeluarkan
uang sesuai bandrol barang. Sementara ketika di pasar atau di gang rumah,
sama pedagang kecil sampai ngotot nawar serendah-rendahnya. Yukk lebih
respect dengan lingkungan.
Jangan Jadi Pembeli Yang Nyebelin
15.02 |
Label:
Corat-coret
Comments(0)
Lokasi:
Jakarta, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)